Sunday 25 September 2022

Dzikir Asmaul Husna

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam yang mempunyai Asmaul Husna (nama-nama yang indah) yang termaktub di dalam Al-Qur'an maupun dalam hadist Rasulullah. Sebagaimana firman Allah dan hadis Rasulullah :

"Dan hanya milik Allah-lah Asmaul Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu..." (QS. al-A'raf: 180)

"Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai al Asmaul Husna (nama-nama yang baik)."

Dari Abu Hurairah Radhiyallaahu 'anhu, ia berkata, "Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi wassallam bersabda, 'Sesungguhnya Allah Subhaanahu Wata'aala mempunyai 99 nama, yaitu seratus kurang satu, barang siapa menghitungnya (menghafal seluruhnya) masuklah ia ke dalam surga." (HR. Bukhari)

1. Ar-Rahmaan (Yang Maha Pemurah/Pengasih)

    Sifat Ar-Rahmaan yang Diteladani :

  • Saling menasihati antara satu dengan yang lain sebagai bentuk kasih sayang kita.
  • Jangan pernah pandang bulu untuk mengasihi orang lain.
  • Jangan pernah dendam terhadap orang lain sekalipun kita pernah disakiti.
  • Membantu sesama tanpa pamrih.

2. Ar-Rahiim (Yang Maha Penyayang)

    Sifat Ar-Rahiim yang Diteladani :

  • Mudah memaafkan orang lain apabila pernah berbuat salah kepada kita.
  • Saling mendoakan sesama kita.
  • Hindari sifat dendam.
  • Berbuat baik kepada siapa saja.

3. Al-Malik (Maha Raja)

    Sifat Al-Malik yang Diteladani :

  • Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah.
  • Jadi seorang pemimpin atau atasan tidak boleh sombong.
  • Pemimpin wajib hukumnya ditaati selagi perintahnya tidak bermaksiat kepada Allah/melanggar aturan agama.
  • Kekuasaan manusia itu terbatas sedangkan Allah kekal.
  • Bekerja dengan ikhlas karena Allah semata.
  • Menyadari bahwa harta, jabatan, istri, dan anak adalah titipan Allah.
  • Hendaklah intropeksi diri karena setiap apa yang kita kerjakan akan dipertanggungjawabkan.

4. Al-Qudduss (Yang Mahasuci)

    Sifat Al-Qudduss  yang Diteladani :

  • Hanya Allah-lah Yang Mahasuci.
  • Tidak boleh mengagung-agungkan/mengkultuskan manusia dan juga makhluk dengan berlebih-lebihan.
  • Berusaha menjaga diri dari kemaksiatan untuk menjaga kesucian kita dari dosa.
  • Sucikan diri dari sifat-sifat hati yang tidak terpuji dengan bertobat dan banyak berzikir kepada Allah dan sucikan badan dari najis.
  • Berusaha menjaga anggota badan dan hati dari dosa

5. As-Salaam (Yang Mahasejahtera)

    Sifat As-Salaam yang Diteladani :

  • Menolong orang lain tanpa pamrih (ikhlas) dan tanpa pandangan bulu/pilih kasih.
  • Berusaha menjaga keselamatan diri kita, keluarga, dan orang lain.
  • Saling tolong menolong sesama kita.
  • Tidak boleh mencela dan menghina/meremehkan orang lain.
  • Saling menghormati.
  • Menjaga ucapan agar tidak menyinggung perasaan orang lain.
  • Tidak buruk sangka terhadap sesama.

6. Al-Mu'min (Yang Maha Terpercaya)

    Sifat Al-Mu'min yang Diteladani :

  • Kita wajib meyakini Allah sebagai Tuhan kita.
  • Yakinlah, hanya Allah bisa memberikan manfaat dan mudharat.
  • Menjaga keselamatan diri sendiri, keluarga, dan teman dari gangguan makhluk lain dan manusia.
  • Tidak mengganggu temen dan membantunya ketika sedang membutuhkan bantuan.
  • Bertanggung jawab atas setiap amanah yang dipercayakan kepada kita.
  • Jujur dalam perkataan dan perbuatan.
  • Percaya terhadap potensi yang dimiliki orang lain.

7. Al-Muhaimin (Yang Maha Memelihara)

    Sifat Ai-Muhaimin yang Diteladani :

  • Kita harus menjaga diri kita dari maksiat dan dosa.
  • Menjaga diri, keluarga, saudara-saudara, tetangga, dan sesama muslim dari mara bahaya dan gangguan orang lain.
  • Menjaga lingkungan di sekitar kita jangan sampai merusak.
  • Setiap perbuatan kita selalu diawasi oleh Allah.
  • Memanfaatkan harta benda sebaik mungkin dan menggunakannya di jalan Allah.
  • Memelihara nama baik diri dan keluarga serta masyarakat.

8. Al-'Aziiz (Yang Mahaperkasa)

    Sifat Al-'Aziiz yang Diteladani :

  • Harus memelihara kehormatan diri dan keluarga dengan tidak meminta-minta/mengemis kepada orang lain.
  • Berusaha bekerja dan mencari nafkah untuk menghidupi keluarga.
  • Mudah menolong orang lain dengan memberikan apa yang kita miliki baik berupa tenaga maupun materi yang dapat memberikan manfaat.
  • Menyadari setiap potensi diri baik kelebihan dan kelemahan masing-masing guna melejitkan potensi kelebihan kita.
  • Menyadari lemah dan tidak berdayanya kita di hadapan Allah.
  • Mengakui Allah-lah yang memberi kekuatan, kesejahteraan, dan rezeki.

9. Al-Jabbaar (Yang Maha Memaksa)

    Sifat Al-Jabbaar yang Diteladani :

  • Selalu memaksa diri untuk menjaga diri dari dosa dan menjalankan perintah serta menjauhi segala larangan-Nya
  • Mengajak keluarga dan orang lain untuk beramal saleh sesuai syariat.
  • Berlaku disiplin dalam segala hal.
  • Berupaya sebaik mungkin dalam bekerja sesuai potensi masing-masing.
  • Berlatih agar dapat ikhlas, sabar, dan tawakal dalam menghadapi masalah.

10. Al-Mutakabbir (Yang Memiliki Kebesaran)

    Sifat Al-Mutakabbir yang Diteladani :

  • Tidak boleh berlaku sombong dan merendahkan orang lain.
  • Bersikap optimis dalam meraih setiap sesuatu.
  • Berprestasi dalam hidup.
  • Mempunyai jiwa besar dalam menghadapi masalah.
  • Mengakui kebesaran dan keagungan Allah dengan ibadah.
  • Peduli terhadap sesama dan hindari sikap acuh tak acuh.

11. Al-Khaaliq (Yang Maha Pencipta)

    Sifat Al-Khaaliq yang Diteladani :

  • Jadilah orang yang produktif, inovatif, dan kreatif.
  • Berbuat baik terhadap sesama makhluk.
  • Merasa memiliki lingkungan sekitarnya agar dapat menjaga dan melestarikannya.
  • Memanfaatkan ciptaan Allah dengan sebaik-baiknya.
  • Menjaga dan melindungi alam sekitar kita.
  • Kerja keras, cerdas, planning jelas, tuntas dan ikhlas.

12. Al-Baari'u (Yang Maha Mengadakan)

    Sifat Al-Baari'u yang Diteladani :

  • Selalu berpikir dinamis.
  • Jadilah Pioner dalam hal kebaikan.
  • Menjadi suri teladan di lingkungan minimal dalam keluarga.
  • Jadilah orang yang produktif, inovatif, dan kreatif.
  • Bertanggung jawab dalam menjalankan tugas.
  • Berbuat baik terhadap sesama makhluk.
  • Memanfaatkan potensi diri dan alam sekitar kita untuk kebaikan.
  • Tidak menyia-nyiakan waktu, tenaga, dan kesehata, serta kekayaan.

13. Al-Mushawwir (Yang Maha Pembentuk)

    Sifat Al-Mushawwir yang Diteladani :

  • Bersyukur dan menerima atas semua ciptaan Allah yang berbeda-beda suku, bangsa, warna kulit, bahasa, dan lain-lain.
  • Menjaga dan memanfaatkan nikmat Allah yang diberikan kepada kita.
  • Jadilah orang yang produktif, inovatif, dan kreatif disegala bidang dalam hal kebaikan.
  • Menjadi teladan bagi orang lain dalam hal positif.
  • Mensyukuri potensi yang diberikan kepada kita seperti fisik, kecerdasan, kesehatan, jasmani, dan rohani.

14. Al-Ghaffaar (Yang Maha Pengampun)

    Sifat Al-Ghaffaar yang Diteladani :

  • Jadilah orang yang pemaaf apabila orang lain melakukan kesalahan kepada kita.
  • Bersikap lemah lembut dalam bergaul sehari-hari agar terhindar dari pertengkaran dan sakit hati.
  • Berbuat baik kepada sesama manusia.
  • Berusaha menutupi aib orang lain terlebih lagi keluarga sendiri.
  • Segera minta maaf jika berbuat salah terhadap orang lain yang lebih sukses dari kita.

15. Al-Qahhaar (Yang Mahaperkasa/Penakluk)

    Sifat Al-Qahhaar yang Diteladani :

  • Mengendalikan hawa nafsu.
  • Berusaha menjadi pemimpin/atasan yang adil dan bertanggung jawab.
  • Senantiasa gigih dalam meraih sesuatu dalam hal positif.
  • Jadilah orang yang pertama dalam hal kebaikan serta konsisten.
  • Melejitkan nafsu muthmainnah (nafsu yang mendorong berbuat baik).

16. Al-Wahhaab (Yang Maha Pemberi)

    Sifat Al-Wahhaab yang Diteladani :

  • Memberikan sesuatu kepada orang lain tanpa pamrih (ikhlas)
  • Jadilah orang yang dermawan.
  • Jadilah orang yang suka memberi ketika sempit maupun lapang.
  • Murah hati.
  • Bersikap ramah terhadap orang lain.
  • Murah senyum dan menampakkan wajah berseri.
  • Bersyukur atas potensi yang Allah karuniakan kepada kita.

17. Ar-Razzaaq (Maha Pemberi Rezeki)

     Sifat Ar-Razzaaq yang Diteladani :

  • Jadilah orang yang suka membantu orang lain.
  • Menginfakkan sebagian dari rezeki yang kita miliki.
  • Berusaha menghindari dari sifat meminta-minta.
  • Mengakui setiap rezeki titipan dari Allah.
  • Menjadi orang yang qona'ah (menerima karunia Allah dengan penuh kesyukuran).

18. Al-Fattaah (Yang Maha Membuka)

    Sifat Al-Fattaah yang Diteladani :

  • Berlapang dada dalam menghadapi kehidupan.
  • Bersifat terbuka dalam keluarga dan bermasyarakat.
  • Bersikap jujur, baik ucapan maupun perbuatan.
  • Menerima dan mendengarkan masukan, saran, dan kritik dari orang lain.
  • Membuat lapangan kerja untuk diri dan orang lain.

19. Al-Aliim (Yang Maha Mengetahui)

    Sifat Al-Aliim yang Diteladani :

  • Rajinlah belajar agar mendapat pengetahuan yang lebih luas.
  • Bertindaklah dengan positive thinking.
  • Melakukan sesuatu itu didasari dengan ilmu.
  • Jadilah orang alim (berilmu).
  • Tidak bosan menuntun ilmu agama dan ilmu dunia.
  • Jangan sombong dengan kepandaian kita miliki.
  • Bersikap tawadhu' (rendah hati)

20. Al-Qaabidh (Yang Maha Menyempitkan)

    Sifat Al-Qaabidh yang Diteladani :

  • Berusaha meringankan beban orang lain yang kesulitan.
  • Menggunakan waktu luang dengan maksimal.
  • Tidak menunda-nunda waktu.
  • Jangan larut dalam kesedihan apabila ditimpa masalah/musibah.
  • Bekerja yang maksimal selanjutnya bertawakal kepada Allah.
  • Tetap semangat dalam menghadapi pahit dan manisnya hidup.

21. Al-Baasith (Yang Maha Melapangkan)

    Sifat Al-Baasith yang Diteladani :

  • Tolong menolong dalam kebaikan.
  • Memberikan peluang kerja kepada orang lain yang sedang membutuhkan.
  • Peduli pada orang lain.
  • Bersikap lapang dada dan mudah memaafkan oarang lain.
  • Tidak enggan menolong sesama.
  • Menjadi inspirasi/teladan bagi orang lain.

22. Al-Khaafidh (Yang Maha Merendahkan)

    Sifat Al-Khaafidh yang Diteladani :

  • Tidak boleh berlaku sombong dan merendahkan orang lain.
  • Bersikap rendah hati.
  • Tidak bersifat egois dan menerima pendapat orang lain.
  • Merasa rendah diri di hadapan Allah.
  • Senang menyantuni orang miskin, anak yatim, dan orang yang membutuhkan.

23. Ar-Raafi' (Yang Maha Meninggikan)

    Sifat Ar-Raafi' yang Diteladani :

  • Saling menghormati sesama manusia walaupun berbeda agama.
  • Gemar mengajak kepada kabaikan.
  • Saling menasehati antara satu dengan lain ketika ada yang melakukan penyimpangan.
  • Syukuri setiap kesuksesan dan keberhasilan yang kita raih.
  • Tidak merendahkan derajat dan martabat oarang lain.

24. Al-Mu'izz (Yang Maha Memuliakan)

    Sifat Al-Mu'izz yang Diteladani :

  • Muliakanlah orang yang berilmu dan beramal saleh.
  • Memuliakan tamu.
  • Menghormati dan memuliakan kedua orang tua.
  • Muliakan dan hormati orang-orang fakir miskin.

25. Al-Mudzill (Yang Maha Menghinakan)

    Sifat Al-Mudzill yang Diteladani :

  • Beribadah dan beramal saleh karena Allah.
  • Tidak memandang rendah orang yang di bawah kita.
  • Selalu berbuat tobat kepada Allah ketika melakukan dosa.
  • Menghormati yang lebih muda dan menyayangi yang lebih kecil.
  • Senang bergaul dengan orang-orang miskin.

26. As-Samii' (Yang Maha Mendengar)

    Sifat As-Samii' yang Diteladani :

  • Dengan senang hati menerima nasehat orang lain.
  • Menerima saran kritikan orang lain dalam hal kebaikan.
  • Menyimak omongan lawan berbicara.
  • Menjaga pendengaran dari ghibah/gosip.
  • Berbicara dengan sopan dan santun.
  • Tidak menyela pembicaraan orang lain.
  • Berpikir dahulu sebelum berkata-kata.

27. Al-Bashiir (Yang Maha Melihat)

    Sifat Al-Bashiir yang Diteladani :

  • Gunakanlah penglihatan (mata) untuk hal yang baik-baik.
  • Mensyukuri kenikmatan mata dengan melihat kebesaran Allah.
  • Menjaga mata dari kemaksiatan.
  • Menundukkan pandangan.
  • Menajamkan penglihatan bathiniyah dengan ma'rifatullah.
  • Semangat untuk melakukan riset/penelitian untuk kemaslahatan ummat.
  • Banyak melihat kebaikan orang lain untuk diteladani.

28. Al-Hakam (Yang Maha Memutuskan/Menetapkan Hukum)

    Sifat Al-Hakam yang Diteladani :

  • Memutuskan sesuatu berdasarkan hukum Allah.
  • Memutuskan segala sesuatu dengan bijak dan penuh pertimbangan dan tidak melanggar ketentuan Allah.
  • Menjalankan hukum Allah dengan ikhlas.
  • Jujur ketika menjadi saksi pengadilan.
  • Hakim hendaknya adil dalam memutuskan perkara.

29. Al-'Adl (Yang Mahaadil)

    Sifat Al-'Adl yang Diteladani :

  • Menghindarkan perbuatan yang tidak adil yang keluar dari garis hukum Allah.
  • Adil terhadap diri sendiri dengan mengendalikan hawa nafsu.
  • Berusaha berbuat adil dalam memberikan sesuatu kepada orang yang banyak.
  • Jadilah pemimpin/hakim yang adil dan bijaksana.

30. Al-Lathiif (Yang Mahalembut)

    Sifat Al-Lathiif yang Diteladani :

  • Berlaku lemah lembut dalam bertutur terhadap orang tua dan orang lain.
  • Menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.
  • Menghadapi masalah dengan kepala dingin.
  • Menyimak pembicaraan oarang lain dengan baik.
  • Berkata dengan penuh kesopanan dan santun.

31. Al-Khabiir (Yang Maha Mengetahui)

    Sifat Al-Khabiir yang Diteladani :

  • Mengenal Allah dan rasul-Nya lebih dekat dengan banyak belajar ilmu agama.
  • Mengkaji ilmu agama lebih dalam agar dapat mengamalkan agama dengan sempurna.
  • Tidak bosan dalam menuntut ilmu.
  • Berlaku jujur dalam setiap perkataan dan perbuatan.
  • Merasa selalu diawasi Allah sehingga bersikap hati-hati.

32. Al-Haliim (Yang Maha Penyantun)

    Sifat Al-Haliim yang Diteladani :

  • Berbuat baik sesama manusia.
  • Menyantuni anak-anak yatim dan fakir miskin.
  • Saling tolong menolong.
  • Menasehati dalam kebaikan.
  • Jadilah orang dermawan.
  • Sopan dan santun dalam berkata dan dalam perilaku.
  • Senang membantu meringankan orang lain.

33. Al-'Azhiim (Yang Mahaagung)

    Sifat Al-'Azhiim yang Diteladani :

  • Selalu berzikir kepada Allah dengan bertakbir, bertahmid, bertasbih, dan bertahlil.
  • Melihat ayat-ayat qauliyah dan kauniyah Allah sebagai bentuk keagungan-Nya.
  • Meyakini bahwasanya ilmu yang didapatkan dari Allah.
  • Bersikap rendah diri di hadapan Allah.
  • Keagungan hanya milik Allah maka jangan berlaku sombong dan angkuh.
  • Jangan mengagung-agungkan makhluk.

34. Al-Ghafuur (Yang Maha Pengampun)

    Sifat Al-Ghafuur yang Diteladani :

  • Mudah memaafkan kesalahan orang lain.
  • Senantiasa bertobat kepada Allah.
  • Perbanyak berzikir kepada Allah.
  • Menghilangkan sifat hati yang buruk seperti (iri, dengki, sum'ah, ujub, takabur, pendendam, riya, dan lain-lain).

35. Asy-Syakuur (Yang Maha Menerima Syukur)

    Sifat Asy-Syakuur yang Diteladani :

  • Mensyukuri semua nikmat yang Allah berikan kepada kita.
  • Berterima kasih kepada orang yang membantu kita.
  • Menggunakan kenikmatan Allah sebagai bentuk rasa syukur kepada-Nya.
  • Mensyukuri kekayaan dengan zakat, infak, dan sedekah.
  • Mensyukuri kesehatan dengan ibadah dan zikir.

36. Al-'Aliyy (Yang Mahatinggi)

    Sifat Al-'Aliyy yang Diteladani :

  • Selalu merendahkan diri di hadapan Allah
  • Menjauhkan diri dari sifat sombong.
  • Perbanyak beribadah dan beramal sholeh kepada Allah.
  • Menjauhkan diri dari sifat tinggi hati.
  • Tidak merendahkan martabat dan derajat orang lain.

37. Al-Kabiir (Yang Mahabesar)

    Sifat Al-Kabiir yang Diteladani :

  • Mempunyai jiwa pembela agama Islam.
  • Mengagungkan nama Allah dengan banyak berzikir seperti bertakbir, bertahmid, bertasbih, dan bertahlil.
  • Melakukan amal sholeh sebayak-banyaknya.
  • Mengakui kebesaran Allah dan kelemahan makhluk.
  • Mengakui kita lemah tanpa Allah.

38. Al-Hafiizh (Yang Maha Pelestari/Memelihara)

    Sifat Al-Hafiizh yang Diteladani :

  • Menjaga hati dari semua penyakit hati.
  • Berusaha menjaga kelestarian alam sekitar.
  • Menjaga keistiqomahan amal ibadah yang telah dilakukan.
  • Tidak mengeksploitasi kekayaan alam.
  • Menjaga potensi diri agar termanfaatkan secara optimal.

39. Al-Muqiith (Yang Maha Pemelihara/Menjaga)

    Sifat Al-Muqiith yang Diteladani :

  • Menjaga kesehatan jasmani dan rohani.
  • Senantiasa menjaga sunnah-sunnah para nabi dan rasul.
  • Menjaga diri dari dosa dan maksiat.
  • Menjaga dan melestarikan tumbuhan dan binatang yang dilindungi.
  • Menjaga keluarga, terutama anak-anak dari pergaulan bebas, narkoba, dan lain-lain.

40. Al-Hasiib (Yang Maha Menghitung)

    Sifat Al-Hasiib yang Diteladani :

  • Selalu melakukan muhasabah diri.
  • Merasa cukup atas apa yang telah dianugerahkan kepada kita.
  • Memperhitungkan setiap tindakan yang akan kita lakukan.
  • Tidak gampang menyalahkan orang lain.
  • Menjadi orang yang teliti dan cermat sebelum bertindak.
  • Berpikir terlebih dahulu sebelum berkata dan berbuat.
  • Berhati-hati dalam melakukan aktivitas.

41. Al-Jaliil (Yang Maha Penuh Keagungan/Luhur)

    Sifat Al-Jaliil yang Diteladani :

  • Selalu tampil indah dan bersih baik lahir maupun batin.
  • Mengagungkan Allah dengan banyak berzikir.
  • Menempatkan Allah sesuai dengan kedudukan-Nya dan menjauhkan diri dari kedurhakaan.
  • Tidak mengagungkan makhluk
  • Tidak menyekutukan Allah dengan makhluk-Nya

42. Al-Kariim (Yang Mahamulia)

     Sifat Al-Kariim yang Diteladani :

  • Menghiasi diri dengan ketakwaan agar dapat meraih kemuliaan.
  • Selalu memberi dengan ikhlas.
  • Menjadi orang yang ramah dan pemurah.
  • Memuliakan saudara sesama mukmin.
  • Menghormati orang lain.

43. Ar-Raqiib (Yang Maha Mengawasi)

    Sifat Ar-Raqiib yang Diteladani :

  • Senantiasa beramal baik agar tetap dijaga oleh Allah.
  • Menjaga perasaan, pikiran, dan perbuatan kita agar selalu berada dalam petunjuk Allah.
  • Senantiasa meminta pertolongan kepada Allah.
  • Perbanyak berdoa kepada Allah.
  • Ikhlas dalam beramal saleh.
  • Membantu sesama tanpa pamrih.
  • Merasa diawasi Allah di mana pun kita berada.

44. Al-Mujiib (Yang Maha Mengabulkan)

    Sifat Al-Mujiib yang Diteladani :

  • Meyakini bahwa semua permohonan pasti akan dikabulkan oleh Allah.
  • Perbanyak berdoa kepada Allah dengan sungguh-sungguh.
  • Meminta ampun kepada Allah atas semua dosa-dosa yang telah dilakukan.
  • Menjadi orang yang murah hati dan dermawan.
  • Selalu berpikir positif terhadap Allah dan sesama.

45. Al-Waasi' (Yang Mahaluas)

    Sifat Al-Waasi' yang Diteladani :

  • Mencari ilmu pengetahuan yang lebih luas/dalam.
  • Bergaullah dengan orang yang berilmu (saleh dan ulama).
  • Perbanyaklah silaturrahim.
  • Memperbanyak membaca buku-buku pengetahuan terutama tentang Islam.
  • Mengakui Allah yang paling luas ilmu dan kekuasaan-Nya.

46. Al-Hakiim (Yang Mahabijaksana)

    Sifat Al-Hakiim yang Diteladani :

  • Adil dan bijaksana dalam memutuskan setiap permasalahan.
  • Bersikap arif dan bijaksana dalam menyikapi permasalahan.
  • Amanah dalam menjalankan tugas dan pekerjaan.
  • Tidak main hakim sendiri.

47. Al-Waduud (Yang Maha Mengasihi)

    Sifat Al-Waduud yang Diteladani :

  • Saling menasehati antara satu dengan yang lain sebagai bentuk kasih sayang kita.
  • Jangan pernah pandang bulu untuk mengasihani orang lain.
  • Jangan pernah dendam terhadap orang lain sekalipun kita pernah disakiti.
  • Mengasihi sesama sepenuhnya.
  • Melestarikan dan mengawasi hewan dan tumbuhan.
  • Membantu meringankan beban sesama.

48. Al-Majiid (Yang Mahamulia)

    Sifat Al-Majiid yang Diteladani :

  • Menghiasi diri dengan ketakwaan agar dapat meraih kemuliaan.
  • Selalu memberi dengan ikhlas.
  • Menjadi orang yang ramah dan pemurah.
  • Berakhlak mulia dimana dan kapan pun.
  • Tidak tersinggung bila diberi saran dan kritik.
  • Rajin beribadah dan berbuat baik agar mulia di hadapan Allah.

49. Al-Baa'its (Yang Maha Membangkitkan yang Mati)

    Sifat Al-Baa'its yang Diteladani :

  • Beramal sebanyak-banyaknya dengan ikhlas dan mengharapkan ridha Allah.
  • Mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian.
  • Banyak mengingat kematian dan banyak berdoa agar mati dalam keadaan husnul khatimah.
  • Meyakini bahwa setiap perbuatan akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah.
  • Beribadah dengan penuh khusyuk dan mengharapkan ridha Allah.
  • Awali setiap aktivitas kita dengan basmalah agar bernilai ibadah.

50. Asy-Syahiid (Yang Maha Menyaksikan)

    Sifat Asy-Syahiid yang Diteladani :

  • Berhati-hati dalam berbicara dan bertindak karena disaksikan oleh Allah setiap saat, kapan pun, dan di mana pun.
  • Bila berjanji kepada orang ucapkan dengan insya Allah.
  • Jangan menceritakan amal kebaikan kita kepada orang lain karena Allah menyaksikan apa yang kita lakukan.
  • Hindari sifat riya dalam beribadah.
  • Beribadah dengan ikhlas karena Allah.

51. Al-Haqq (Yang Mahabenar)

    Sifat Al-Haqq yang Diteladani :

  • Katakanlah yang hak itu hak dan yang batil itu batil.
  • Selalu berusaha berjalan di atas kebenaran walaupun itu terasa berat.
  • Meyakini orang yang benar selalu dilindungi oleh Allah dimana pun berada.
  • Jujur dalam setiap perkataan dan perbuatan.
  • Siap membela kebenaran apa pun peran/profesi kita.

52. Al-Wakiil (Yang Maha Mewakili/Pemelihara)

    Sifat Al-Wakiil yang Diteladani :

  • Mengerjakan setiap sesuatu dengan baik dan amanah kemudian bertawakal kepada Allah.
  • Hendaknya selalu memelihara alam sekitar kita.
  • Menjaga diri dan keluarga dari siksa api neraka.
  • Memelihara diri dari maksiat dan dosa.

53. Al-Qawiyy (Yang Mahakuat)

    Sifat Al-Qawiyy yang Diteladani :

  • Jadilah orang yang kuat fisik (jasmani) dan rohani karena Allah menyukai setiap mukmin yang kuat/tangguh.
  • Berusaha dengan kuat menghadapi segala permasalahan hidup di dunia.
  • Menggunakan kekuatan untuk beribadah kepada Allah yang lebih banyak.
  • Kerja keras serta ikhlas untuk mencari ridha Allah.

54. Al-Matiin (Yang Mahakokoh)

    Sifat Al-Matiin yang Diteladani :

  • Jadilah orang yang istiqomah dalam melakukan kebaikan.
  • Tidak berputus asa dalam meraih sesuatu dalam hal positif.
  • Siapkan mental yang kuat dan percaya diri.
  • Tabah saat menghadapi masalah dan musibah.

55. Al-Waliyy (Yang Maha Pelindung)

    Sifat Al-Waliyy yang Diteladani :

  • Menjadi pelindung bagi keluarga dari gangguan orang jahat.
  • Selalu meminta perlindungan kepada Allah dari seluruh gangguan makhluk-Nya baik di langit maupun di bumi.
  • Saling bekerja sama antara satu dengan yang lainnya agar mendapatkan perlindungan yang lebih kuat.
  • Membantu sesama dengan menjaga nama baiknya.

56. Al-Hamiid (Yang Maha Terpuji)

    Sifat Al-Hamiid yang Diteladani :

  • Selalu mengucapkan tahmid (alhamdu lillahi) ketika mendapatkan nikmat Allah.
  • Jangan berlebih-lebihan memuji orang.
  • Perbanyaklah berzikir kepada Allah sebagai bentuk ucapan terima kasih atas semua kenikmatan yang telah diberikan kepada kita.
  • Tidak menjadi orang yang gila pujian.
  • Pujian yang paling utama  ditunjukkan kepada Allah.

57. Al-Muhshii (Yang Maha Menghitung)

    Sifat Al-Muhshii yang Diteladani :

  • Perbanyak introspeksi diri sendiri.
  • Perhitungkan dahulu antara negatif dan positifnya jika melakukan sesuatu yang belum jelas.
  • Berhati-hati dan teliti dalam setiap melakukan tindakan.
  • Jangan mudah menyalahkan orang lain.

58. Al-Mubdi'u (Yang Maha Memulai)

    Sifat Al-Mubdi'u yang Diteladani :

  • Jadilah pioner dalam kebaikan.
  • Menjadi orang yang inovatif dan kreatif dalam hal positif.
  • Mencetak prestasi di mana pun kita berada.
  • Menjadi teladan bagi keluarga dan masyarakat.
  • Berani dalam kebaikan dan tidak berjiwa pengecut.
  • Yakin akan kesuksesan jika dimulai dengan niat karena Allah.
  • Mulai setiap kegiatan dengan basmalah.

59. Al-Mu'iid (Yang Maha Mengembalikan)

    Sifat Al-Mu'iid yang Diteladani :

  • Mengembalikan segala sesuatu yang bukan hak milik kita kepada pemiliknya.
  • Perbanyak melakukan ibadah kepada Allah karena kita akan kembali kepada-Nya.
  • Meyakini bahwa segala sesuatu datangnya dari Allah dan kembali pula kepada Allah.
  • Menjadi orang yang jujur dan bertanggung jawab.
  • Bersikap tabah dan sabar saat mendapat musibah.
  • Meyakini semua yang kita miliki hanya titipan Allah.

60. Al-Muhyii (Yang Maha Menghidupkan)

    Sifat Al-Muhyii yang Diteladani :

  • Memanfaatkan masa hidup kita dengan sebaik mungkin dengan memperbanyak melakukan amal ibadah.
  • Hidup sekali hiduplah yang berarti.
  • Jadilah orang yang berprestasi di dunia dan bermanfaat kepada orang yang banyak.
  • Selalu berdoa agar hidupnya selalu diberkati.
  • Berjiwa optimis dan dinamis dalam mengisi kehidupan.
  • Tetap berhati-hati dan waspada dalam menjalani kehidupan.

61. Al-Mumiit (Yang Maha Mematikan)

    Sifat Al-Mumiit yang Diteladani :

  • Perbanyak mengingat mati karena kita akan mengalaminya.
  • Persiapkan diri dengan banyak beramal ibadah sebelum datang masanya.
  • Banyak berdoa agar kita mati dalam keadaan husnul khatimah.
  • Khusyu' dalam beribadah seolah-olah mati esok.
  • Tidak menyia-nyiakan waktu dan kesehatan.

62. Al-Hayy (Yang Mahahidup)

    Sifat Al-Hayy yang Diteladani :

  • Gunakan hidup untuk mencari kesuksesan di dunia dan akhirat.
  • Segera bertobat kepada Allah atas segala dosa-dosa kita.
  • Tuttutlah ilmu agama sebanyak-banyaknya agar hidup kita menjadi aman, tentram, dan berkah.
  • Melakukan yang terbaik dan bermanfaat kepada orang yang banyak selama masih hidup di dunia.

63. Al-Qayyuum (Yang Maha Berdiri Sendiri)

    Sifat Al-Qayyuum yang Diteladani :

  • Jadilah orang yang mandiri.
  • Bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan keluarga.
  • Tidak bergantung kepada orang lain.
  • Hindari meminta-minta kepada orang lain (menjadi pengemis).
  • Berusaha untuk bermanfaat terhadap sesama.
  • Tidak merepotkan orang lain.

64. Al-Waajid (Yang Maha Menemukan)

    Sifat Al-Waajid yang Diteladani :

  • Mengembalikan kepada pemiliknya jika menemukan sesuatu.
  • Meyakini Allah bisa menemukan kita di mana pun berada ketika melakukan perbuatan yang baik atau buruk.
  • Jadilah orang yang inovatif sehingga bisa menemukan berbagai macam metode untuk memudahkan orang lain menerima dan memahami ilmu tersebut.
  • Selalu mencermati setiap peristiwa dan mengambil pelajaran (ibroh)

65. Al-Maajid (Yang Mahamulia)

    Sifat Al-Maajid yang Diteladani :

  • Berlomba-lomba dalam mencari kemuliaan Allah.
  • Perbanyak melakukan amal saleh sehingga menjadi orang yang mulia di sisi Allah.
  • Muliakan orang yang berilmu dan orang saleh.
  • Memuliakan tamu.

66. Al-Waahid (Yang Mahatunggal)

    Sifat Al-Waahid yang Diteladani :

  • Meyakini Allah itu Mahatunggal tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
  • Tidak menyekutukan Allah.
  • Jangan menjadi orang yang munafik.
  • Hanya beribadah kepada Allah.

67. Al-Ahad (Maha Esa)

    Sifat Al-Ahad yang Diteladani :

  • Beribadah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya.
  • Mempercayai Allah Mahatunggal dan Maha Segala-galanya.
  • Allah tempat bergantung manusia.
  • Allah tidak butuh kepada makhluk tetapi makhluk yang butuh kepada Allah.

68. Ash-Shamad (Yang Maha Dibutuhkan)

    Sifat Ash-Shamad yang Diteladani :

  • Membantu orang lain ketika mengalami kesulitan baik dengan tenaga maupun pikiran.
  • Menjadi penyantun orang lain.
  • Berusaha menjadi orang yang dapat memberikan nasihat kepada orang lain.
  • Menjadi teladan dan bisa memberikan manfaat bagi orang lain.
  • Manusia makhluk sosial, saling membutuhkan satu sama lain.

69. Al-Qaadir (Yang Mahakuasa)

    Sifat Al-Qaadir yang Diteladani :

  • Menjadi seorang penguasa dapat menggunakan kekuasaannya untuk memberantas kezaliman dan menegakkan kebenaran serta keadilan
  • Mentaati pemimpin atas segala perintahnya selagi tidak melanggar aturan agama Islam.
  • Jangan sombong ketika menjadi pemimpin/penguasa
  • Mengakui bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu.
  • Hendaknya menjadi pemimpin yang adil, arif, dan bijaksana.

70. Al-Muqtadir (Yang Maha Berkuasa)

    Sifat Al-Muqtadir yang Diteladani :

  • Menjadi seorang penguasa dapat menggunakan kekuasaannya dengan memberantas kezaliman dan menegakkan kebenaran serta keadilan.
  • Menaati pemimpin atas segala perintahnya selagi tidak melanggar aturan agama Islam.
  • Jangan sombong ketika menjadi pemimpin/penguasa.

71. Al-Muqaddim (Yang Maha Mendahulukan)

    Sifat Al-Muqaddim yang Diteladani :

  • Selalu mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
  • Mendahulukan pekerjaan yang positifnya sudah jelas daripada yang samar-samar (belum diketahui secara pasti)
  • Tidak menunda-nunda pekerjaan.
  • Tidak menyia-nyiakan potensi yang kita miliki.

72. Al-Muakhkhir (Yang Maha Mengakhiri)

    Sifat Al-Muakhkhir yang Diteladani :

  • Menangguhkan pekerjaan yang manfaatnya kurang bagi diri sendiri dan orang lain.
  • Memulai sesuatu dengan baik dan diakhiri dengan baik pula.
  • Mengakhiri setiap pekerjaan dengan mengucapkan hamdalah.

73. Al-Awwal (Yang Maha Permulaan/Awal)

    Sifat Al-Awwal yang Diteladani :

  • Menjadi orang pertama dalam hal melakukan kebaikan.
  • Inovatif dan kreatif dalam berkarya.
  • Berada di barisan (shaf) pertama dalam shalat berjamaah.
  • Melakukan shalat tepat waktunya.
  • Datang ke tempat kerja atau majelis taklim paling awal.

74. Al-Aakhir (Yang Mahaakhir)

    Sifat Al-Aakhir yang Diteladani :

  • Melakukan ibadah dari awal sampai akhir dengan tertib untuk meraih ridha Allah.
  • Menjalankan kewajiban kepada Allah sampai akhir hayat.
  • Menyadari setiap yang bernyawa pasti akan berakhir (mati).
  • Setiap ada awalan pasti ada akhiran dalam setiap hal.

75. Azh-Zhaahir (Yang Mahanyata)

    Sifat Al- yang Diteladani :

  • Selalu menjaga hati dari sifat riya ketika melakukan ibadah zhahir seperti shalat, haji dan lain-lain.
  • Jangan menuduh/memfitnah orang tanpa ada fakta yang jelas/nyata.
  • Mencontohkan Ibadah zhahir kepada keluarga agar mereka dapat mengikuti dengan baik dan tetap menjaga penyakit hati.
  • Jangan membuka aib teman atau orang lain sehingga semua orang tahu
  • Allah itu ada, meskipun tidak tampak oleh mata.

76. Al-Baathin (Yang Maha Pelindung)

    Sifat Al-Baathin yang Diteladani :

  • Memperbanyak melakukan ibadah batin seperti berzikir dan lain-lain.
  • Meyakini melakukan ibadah yang secara tersembunyi itu lebih baik daripada dengan terang-terangan seperti (sedekah atau berinfak dilihat orang banyak).
  • Cukup Allah dan kita sendiri yang tahu atas dosa-dosa yang dilakukan.
  • Menyadari bahwa Allah melihat yang zhahir maupun batin (tersembunyi).

77. Al-Waaliy (Yang Maha Pelindung)

    Sifat Al-Waaliy yang Diteladani :

  • Menjadi pelindung bagi keluarga.
  • Selalu meminta perlindungan dengan berdoa kepada Allah agar dilindungi dari segala makhluk Allah yang jahat baik di langit maupun di bumi.
  • Berzikir pagi dan sore yang dicontohkan oleh Rasulullah adalah bentuk perlindungan untuk diri kita.
  • Pemerintah hendaknya melindungi rakyatnya.

78. Al-Muta'aalii (Yang Mahatinggi)

    Sifat Al-Muta'aalii yang Diteladani :

  • Tidak sombong ketika kedudukan/jabatan kita lebih tinggi dari yang lain.
  • Bersikap ramah kepada tetangga dan orang lain.
  • Selalu bersyukur atas semua prestasi yang kita dapatkan.
  • Meyakini bahwa kita tidak selamanya di atas atau tertinggi karena di atas langit masih ada langit lagi.
  • Bersikap tawadhuk (rendah hati) terhadap sesama.

79. Al-Barr (Yang Maha Berbuat Baik/Dermawan)

    Sifat Al-Barr yang Diteladani :

  • Berbuat baik kepada kedua orang tua dan orang lain.
  • Banyak bersedekah baik ketika lapang maupun sempit.
  • Bersikap dermawan.
  • Bersikap sopan dan santun terhadap sesama.

80. At-Tawwaab (Yang Maha Penerima Tobat)

    Sifat At-Tawwaab yang Diteladani :

  • Memaafkan orang lain sebelum dia meminta maaf.
  • Selalu memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa yang kita lakukan.
  • Berlapang dada dalam menghadapi segala masalah dan dapat menerima kritik dan saran orang yang dapat mengarahkan kita kepada yang lebih baik dalam hidup bermasyarakat.
  • Dapat segera melupakan kesalahan orang lain sehingga tidak punya jiwa pendendam.  

81. Al-Muntaqim (Yang Maha Memberi Balasan)

    Sifat Al-Muntaqim yang Diteladani :

  • Menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya
  • Memperbanyak beribadah kepada-Nya
  • Bertemanlah kepada orang-orang yang berilmu dan orang-orang saleh.
  • Beramal saleh disertai dengan ikhlas.

82. Al-'Afuww (Yang Maha Pemaaf)

    Sifat Al-'Afuww yang Diteladani :

  • Menjadi orang yang pemaaf.
  • Senantiasa berbuat baik kepada orang yang berbuat salah kepada kita.
  • Hilangkan sifat hati yang buruk atau tidak terpuji.
  • Tidak menjadi orang pendendam.
  • Murah senyum dan ramah terhadap sesama.

83. Ar-Ra'uuf (Yang Maha Pengasih)

    Sifat Al-Ra'uuf yang Diteladani :

  • Mudah memaafkan orang lain apabila pernah berbuat salah kepada kita.
  • Saling mendoakan sesama kita.
  • Hindari sifat dendam, iri, riya, dengki, dan sombong.
  • Berbuat baik kepada siapa saja.
  • Sambunglah silaturahmi kepada sanak saudara dan teman-teman maupun terhadap tetangga dekat dan jauh.
  • Tidak gengsi berteman dengan orang-orang miskin.

84. Maalik al-Mulk (Yang Maha Memiliki Kerajaan)

    Sifat Maalik al-Mulk yang Diteladani :

  • Menjadi pemimpin yang amanah, adil, jujur, dan bertanggungjawab.
  • Tidak merusak alam yang ada di bumi ini.
  • Jangan sombong ketika menjadi pemimpin atau penguasa.
  • Selalu memiliki sikap mengabdi kepada Allah.
  • Tidak mengeksploitasi alam untuk kepentingan pribadi.
  • Menjaga dan melestarikan alam dan binatang.

85. Dzul Jalaali wal-Ikraam (Yang Maha Memiliki Kebesaran serta Kemuliaan)

    Sifat Dzul Jalaali wal-Ikraam yang Diteladani :

  • Menggunakan sebaik mungkin atas semua nikmat yang Allah berikan kepada kita.
  • Banyak berzikir dan melakukan amal ibadah yang lainnya sebagai bentuk pengagungan kita kepada Allah.
  • Bersikap rendah hati dan ramah terhadap sesama.
  • Mengakui kebesaran dan keagungan Allah.
  • Tidak bersikap sombong dan acuh terhadap sesama

86. Al-Muqsith (Yang Mahaadil)

    Sifat Al-Muqsith yang Diteladani :

  • Berusaha menjadi orang yang adil dalam segala hal.
  • Adil terhadap diri sendiri dengan cara mengendalikan hawa nafsu.
  • Bersikap adil dalam keluarga, terutama terhadap istri dan anak.

87. Al-Jaami' (Yang Maha Mengumpulkan)

    Sifat Al-Jaami' yang Diteladani :

  • Beramal sholeh dari hal yang terkecil sampai yang terbesar sebagai bekal amal untuk menghadap Allah di kemudian hari (akhirat)
  • Bertemanlah kepada semua orang agar tidak ada permusuhan.
  • Perbanyak silaturrahim.
  • Saling tolong menolong dalam hal kebaikan.
  • Bertemu karea Allah dan berpisah karena Allah.
  • Utamakan bergaul dengan orang-orang saleh.

88. Al-Ghaniyy (Yang Mahakaya)

    Sifat Al-Ghaniyy yang Diteladani :

  • Mensyukuri semua kekayaan yang Allah karuniakan kepada kita.
  • Mengeluarkan zakatnya dan banyak bersedekah.
  • Tidak menjadi orang yang sombong lagi bakhil.
  • Senang menyantuni fakir miskin dan anak yatim.
  • Tidak boros dalam membelanjakan harta.
  • Memanfaatkan harta di jalan Allah.

89. Al-Mughnii (Yang Maha Mencukupi/Memberi Kekayaan)

    Sifat Al-Mughniyy yang Diteladani :

  • Bersungguh-sungguh dalam bekerja agar dapat mencukupi kebutuhan.
  • Menjauhi sifat bakhil.
  • Menjadi orang yang dermawan.
  • Bersyukur atas semua karunia Allah.
  • Tidak iri hati terhadap kesuksesan orang lain.

90. Al-Maani' (Yang Maha Pelindung/Pencegah)

    Sifat Al-Maani' yang Diteladani :

  • Berusaha keras mencegah keluarga kita melakukan perbuatan yang melanggar ajaran Islam.
  • Saling menasehati dan mengajak dalam kebaikan.
  • Banyak berdoa agar kita terhindar dari perbuatan yang melanggar perintah Allah.
  • Perbanyak doa dan sedekah karena dapat menolak bala' (balak)

91. Adh-Dhaar (Yang Maha Penghukum/Pemberi Bahaya)

    Sifat Adh-Dhaarr yang Diteladani :

  • Dilarang membuat kerusakan di muka bumi ini karena dapat memberikan mudharat kepada dirinya sendiri dan orang lain.
  • Bertindak tegas terhadap orang yang melanggar aturan.
  • Berilah peringatan sebelum orang tersebut dijatuhkan hukuman.
  • Adil dalam menjatuhkan hukuman.
  • Arif dan bijaksana dalam bersikap dan mengambil keputusan.

92. An-Naafi' (Yang Maha Pemberi Manfaat)

    Sifat An-Naafi' yang Diteladani :

  • Menjadi orang yang berilmu dan kaya harta sehingga dapat memberikan manfaat kepada keluarga dan orang lain.
  • Memanfaatkan usia untuk beribadah lebih banyak dan menolong orang lain yang membutuhkan bantuan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
  • Membuat program atau acara yang dapat bermanfaat bagi orang lain.
  • Hindari kesia-siaan/pekerjaan yang tidak manfaat.

93. An-Nuur (Yang Maha Pemberi Cahaya)

    Sifat An-Nuur yang Diteladani :

  • Bersungguh-sungguh mencari ilmu yang bermanfaat karena ilmu adalah cahaya.
  • Menjaga wudhu karena di hari kiamat nanti akan bercahaya anggota tubuh yang terkena air wudhu.
  • Terangi hati dan rumah dengan membaca Al-Qur'an.
  • Jadilah pencerah bagi saudara dan teman.

94. Al-Haadii (Yang Maha Pemberi Petunjuk)

    Sifat Al-Haadii yang Diteladani :

  • Menjadi petunjuk bagi orang lain menuju jalan yang benar.
  • Banyak berdoa kepada Allah agar selalu mendapatkan petunjuk-Nya dalam segala hal.
  • Selalu mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya.
  • Jujur dalam setiap perkataan dan perbuatan.
  • Mengkaji Al-Qur'an dan sunah Rasulullah.

95. Al-Badii' (Yang Maha Pencipta)

    Sifat Al-Badii' yang Diteladani :

  • Jadilah orang yang produktif, inovatif, dan kreatif.
  • Berbuat baik terhadap sesama makhluk.
  • Merasa memiliki lingkungan sekitarnya agar dapat menjaga dan melestarikannya.
  • Manfaatkan sumber daya alam dengan sebaik-baiknya.

96. Al-Baaqii (Yang Maha Kekal)

    Sifat Al-Baaqii yang Diteladani :

  • Menyadari bahwa ketenaran, kekayaan, dan kebahagiaan dunia tidak akan kekal.
  • Menyadari hidup di akhirat kekal abadi maka lebih mengutamakan urusan akhirat daripada urusan dunia.
  • Beramal saleh untuk bekal kehidupan setelah kematian.

97. Al-Waarits (Yang Maha Mewarisi)

    Sifat Al-Waarits yang Diteladani :

  • Menjadi orang yang berilmu karena itu adalah warisan para nabi.
  • Wariskan perilaku yang baik-baik kepada keluarga dan orang lain.
  • Menjadi ahli waris yang baik, tidak rebutan warisan dengan saudaranya. 
  • Menghitung harta waris dan membaginya kepada ahli waris sesuai dengan ketentuan Islam.

98. Ar-Rasyiid (Yang Mahapandai)

    Sifat Ar-Rasyiid yang Diteladani :

  • Menjadi orang yang berilmu karena Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu.
  • Menggunakan kepandaian yang dimiliki kepada kemaslahatan ummat/masyarakat.
  • Tidak sombong terhadap kepandaian yang dimiliki.
  • Ilmu dunia penting tetapi ilmu akhirat lebih penting.

99. Ash-Shabuur (Yang Mahasabar)

    Sifat Ash-Shabuur yang Diteladani :

  • Menjadi orang yang penyabar dan tidak mudah emosi.
  • Hadapi semua masalah dengan kesabaran, tabah, tawakal, dan doa.
  • Meyakini orang yang sabar selalu bersama Allah.


Sumber : Buku Hafalan Asmaul Husna & Sifat-Sifat Allah oleh Megah Tinambun S.Pdi

Wednesday 22 January 2020

Di Antara Nasehat Hasan Al-Bashri

(Dikutip dari bukunya Imam Ibnul Jauzi - 500 kisah orang shaleh penuh hikmah hal.188)

Abu Ubaidah At-Taji bercerita kepada kami, bahwa dirinya mendengar Hasan Al-Bashri bertutur sebagai berikut;
Rajin-rajinlah kalian mengilapkan hati, karena hati cepat kotor dan berkarat. Kekang dan kendalikan nafsu ini, karena ia banyak kemauan dan cenderung kepada seburuk-buruknya tujuan. Jika kalian bersikap lunak kepadanya, maka tidak akan ada yang tersisa dari amal kalian.

Berusahalah untuk sabar, kuat, tegar dan tetap istiqamah, karena hidup ini hanyalah beberapa malam yang bisa dihitung. Kalian tidak lain hanyalah sekumpulan musafir yang berhenti dan salah seorang dari kalian akan segera dipanggil, lalu dia memenuhi panggilan itu tanpa menoleh lagi. Untuk itu, kembali dan pindahklan kalian dengan membawa apa-apa yang baik yang ada di dekat kalian.

Sesungguhnya, perkara yang haq ini telah membuat manusia kepayahan dan menghalang-halangi mereka dari keinginan mereka. Sesungguhnya yang sabar meneguhi perkara yang haq ini hanyalah orang yang mengetahui keutamaannya dan mengharapkan hasil yang baik.

Sesungguhnya, barangsiapa yang memuji dunia, maka dia mencela akhirat. Sesungguhnya Allah SWT tidak memberi akhirat dengan amal dunia. Sesungguhnya, orang yang cinta dunia berada di tepi darinya.

Wahai anak Adam, ambillah dari dunia dengan perhitungan dan kehati-hatian, karena tidak ada jalan bagi kekekalan dunia, dan menghadap kepada Allah SWT merupakan sebuah keniscayaan yang tidak mungkin dihindari.

Wahai anak Adam, engkau ingin dirimu disebut dengan kebaikan-kebaikanmu dan engkau tidak ingin disebut dengan kejelekan-kejelekanmu. Engkau membenci hanya berdasarkan prasangka, namun engkau merasa yakin bahwa itu adalah sebuah kebenaran. Padahal, setiap mukmin tahu bahwa ada dua malaikat yang di beri tugas merekam dan mencatat ucapan dan perbuatannya.

Hai anak Adam, sesungguhnya engkau punya kehidupan saat ini dan kehidupan saat nanti. Jual dan tukarlah kehidupanmu saat ini dengan kehidupanmu saat nanti, maka engkau akan mendapatkan kedua-duanya. Jangan engkau menjual dan menukar kehidupanmu saat nanti dengan kehidupanmu saat ini, maka engkau akan kehilangan kedua-duanya. Tukarkan duniamu dengan akhiratmu, niscaya engkau akan mendapatkan kedua-duanya. Jangan tukarkan akhiratmu dengan duniamu, maka engkau akan kehilangan kedua-duanya.

Sesungguhnya, orang yang paling berhak terhadap Al-Qur'an ini adalah orang yang mengikutinya dengan amal nyata, meskipun dia tidak membacanya.

Umar bin Al-Khaththab r.a berkata, "Telah datang kepadaku suatu masa di mana saya pikir bahwa orang yang membaca Al-Qur'an, dia membacanya karena tulus ikhlas hanya karena Allah SWT dan mengharap apa yang ada di sisi-Nya. Akan tetapi, pada akhirnya, terbayang olehku bahwa ada orang-orang yang membaca Al-Qur'an karena manusia dan menginginkan apa yang ada di sisi mereka. Untuk itu, maka tujukanlah amal perbuatanmu hanya untuk Allah semata. Ketahuilah, bahwa dulu kami mengetahui hakekat dan jati diri kalian, karena waktu itu Nabi Muhammad SAW masih berada di tengah-tengah kita, wahyu masih turun dan Allah mengabarkan kepada kami berita-berita tentang kalian. Ketahuilah, bahwa saat ini, Nabi Muhammad telah pergi dan wahyu telah terputus. Dan sesungguhnya saya mengetahui kalian dengan apa yang akan saya katakan, yaitu barangsiapa di antara kalian yang memperlihatkan perilaku baik, maka kami menganggap dirinya baik dan kami mencintainya atas dasar itu. Sedangkan, barangsiapa memperlihatkan perilaku jelek, maka kami menganggap dirinya jelek dan kami membencinya atas dasar itu. Isi hati dan jati diri kalian adalah rahasia antara kalian dengan Tuhan kalian. Hanya kalian dan Tuhan saja yang tahu."

Wahai anak adam, perhatikan amal perbuatanmu, dalam keadaan bagaimana amalmu itu ketika engkau menemuinya kelak. Sesungguhnya, orang-orang yang bertaqwa memiliki sejumlah tanda pengenal, yaitu jujur perkataannya, menunaikan amanah, menepati janji, tidak berbesar hati, tidak sombong, silaturahim, mengasisi orang-orang lemah, memiliki jiwa sosial tinggi, berbudi pekerti luhur, dan mengikuti ilmu.

Sesungguhnya, orang Mukmin, dia adalah sosok yang santun. Jika dikasari, dia tetap santun. Dia tidak mau berbuat zhalim. Jika dizhalimi, maka dia memaafkan. Dia tidak kikir. Jika ada yang kikir terhadapnya, maka dia sabar.

Sesungguhnya, orang-orang Mukmin melihat dan memperhatikan. Lalu, setelah tahu bahwa urusan ini kelak dimintai pertanggungjawaban, maka mereka hanya mau mendapatkan harta dari jalan yang halal, makan  harta yang baik, membelanjakan dengan hemat (tidak berlebih-lebihan) dan gemar bersedekah.

Sungguh demi Allah, mereka tidak pernah menganggap banyak suatu kebaikan yang mereka kerjakan karena Allah SWT, dan mereka tidak pernah menganggap enteng suatu kejelekan yang diperintahkan oleh setan kepada mereka, sekecil apa pun itu.

Wahai anak Adam, engkau akan tetap baik-baik saja selama engkau tidak melakukan perbuatan dosa besar. Perhatikanlah dirimu, hatimu dan amal perbuatanmu.

Wahai anak Adam, janganlah engkau lebih percaya kepada apa yang ada di tanganmu daripada apa yang ada di sisi Allah. Sungguh, saya pernah hidup bersama dengan beberapa kaum, hingga saya bertemu dengan kalian. Demi Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, mereka adalah orang-orang yang lebih zuhud terhadap  apa yang Allah halalkan buat mereka daripada kezuhudan kalian terhadap apa yang Allah haramkan atas kalian. Mereka lebih memahami agama mereka dengan hati mereka daripada pemahaman kalian terhadap sesuatu yang kalian lihat dengan penglihatan mata kalian. Mereka lebih takut amal-amal baik mereka ditolak daripada ketakutan kalian akan diadzab atas perbuatan-perbuatan jelek kalian.

Hai anak Adam, peliharalah dirimu dari apa yang Allah SWT haramkan atas engkau, niscaya engkau menjadi seorang abid. Ridha dan puaslah dengan pembagian Allah SWT, niscaya engkau menjadi orang yang kaya. Bertetanggalah engkau secara baik dengan orang-orang yang bertetangga denganmu, maka engkau menjadi orang Mukmin. Senangilah untuk orang lain apa yang engkau senangi untuk dirimu, maka engkau menjadi seorang Muslim. Kurangi tertawa, karena sesungguhnya tertawa bisa membuat hati menjadi mati.

Wahai anak Adam, jangan engkau gantungkan hatimu kepada dunia. Jika engkau gantungkan hatimu kepada dunia, maka itu berarti engkau menggantungkan hatimu kepada seburuk-buruk sesuatu yang digantungi. Potong-potonglah tali dunia dan tutuplah pintu-pintunya terhadap dirimu. Cukuplah bagimu apa yang sudah bisa membawamu sampai ke tempat tujuan. Dunia pergi, sementara amal perbuatan menjadi kalung yang melilit dileher anak cucu Adam.

Sesungguhnya Allah SWT telah memilih Nabi kalian dengan pengetahuan-Nya. Allah memilih beliau, menurunkan Kitab-Nya kepada beliau dan menjadikan beliau sebagai Rasul-Nya kepada makhluk-Nya. Kemudian, Allah menempatkan beliau di suatu posisi dari dunia yang bisa dilihat oleh penduduk bumi dan memberi beliau dari dunia dengan kadar secukupnya. Firman Allah SWT :
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu". (Al-Ahzab: 21)

Lalu ada orang-orang yang tidak menyukai Sunnah Nabi mereka, maka Allah menjauhkan mereka dan membinasakan mereka. Allah telah memerintahkan kita untuk mencontoh Nabi kita, berakhlak dengan akhlak beliau, dan mengikuti petunjuk beliau.

Ada orang-orang yang berkata pada masa Nabi mereka, " Sungguh demi Allah, kami benar-benar mencintai Tuhan kami." Lalu, Allah menurunkan ayat, "Katakanlah; Jika engkau (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Ali Imran: 31)

Mengikuti Sunnah Nabi, Allah jadikan sebagai tanda mahabbah (kecintaan) kepada-Nya. Kemudian, Allah menjadikan perbuatan sebagai bukti perkataan , apakah perbuatan seseorang konsisten dengan ucapannya ataukah tidak.

Maka, jika seorang hamba mengatakan suatu perkataan yang baik dan mengerjakan amal perbuatan yang baik, maka Allah mengangkat perkataannya itu dengan amalnya. Tetapi, jika seseorang hamba mengatakan perkataan yang baik, namun dia melakukan perbuatan yang jelek, maka Allah menolak perkataan itu dan tidak berkenan menerimanya. Dan itu terdapat dalam Kitabullah, "Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya." (Fathir: 10)

Sunday 16 December 2018

Hubungan antara Sholat dengan Akhlak - Marfu' Muhyiddin Ilyas (rahasia sholat khusyuk hal.33)

"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-kitab (Al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan" (Q.S Al - Ankabut/29: 45)

Imam Jalaluddin as-Suyuthiy di dalam Tafsir Jalalayn mengenai tafsir ayat di atas adalah sbb:

"Di antara sifat shalat adalah seperti itu (bisa mencegah dari perbuatan keji dan buruk), selama seseorang berada dalam shalatnya".

Jadi yang dimaksud dengan fungsi dan hikmah shalat untuk mencegah perilaku buruk dari pelakunya adalah selama dia sedang melaksanakan shalat. Ayat ini tidak berbicara akhlak di luar shalat.

Tafsir lain dari Ma'alim at-tanzil yang ditulis oleh Imam al-Baghawiy. Tafsir ini kaya dengan rujukan penafsiran para sahabat. Setelah merujuk pendapat Hasan r.a, Qatadah r.a, Anas bin Malik r.a, Ibn Mas'ud r.a, dan Ibnu Abbas r.a, Imam al-Baghawiy menyimpulkannya dengan mengutip Bin 'Awn, sebagai berikut:

"Makna ayat tersebut adalah bahwa shalat akan mencegah orang yang mengerjakannya dari perbuatan yang keji dan buruk, selama orang tersebut berada dalam shalatnya".

Penafsiran Imam al-Baghawiy sama persis dengan penafsiran Imam Jalaluddin as-Suyuthiy. Demikian, penafsiran ayat tersebut diriwayatkan dan diwariskan dari para Sahabat kepada para ulama berikutnya, bahwa yang dimaksud dengan tercagahnya perbuatan buruk dari pelaku shalat adalah ketika shalat dilakukan, bukan di luar shalat.

Lalu bagaimana bila shalatnya bagus tapi akhlaknya masih buruk? Mari simak riwayat dari Anas bin Malik r.a berikut ini:

Dikisahkan ada seorang pemuda dari kaum Anshar di Madinah yang suka shalat berjamaah bersama Rasulullah SAW. Tetapi ternyata si pemuda itu tetap gemar berbuat dosa. Tak ada satu pun keburukan yang ia lewatkan. Kemudian, dilaporkanlah perilaku pemuda itu kepada Rasulullah SAW. Tahukah Anda bagaimana Rasulullah menjawab pengaduan tersebut?

Sabda Rasulullah SAW:
"Sesungguhnya shalatnya akan menghentikannya dari keburukan tersebut suatu hari nanti".

Benar saja, akhirnya pemuda itu pun bertobat dan berakhlak baik.

Maka bila sampai hari ini shalat kita belum berpengaruh pada perubahan akhlak, percayalah akan tiba saatnya perubahan itu datang tepat pada waktunya. Tugas kita adalah shalat sebaik-baiknya dan sekhusyuk-khusyuknya. Sabarlah dan nikmati saja prosesnya.

Wednesday 12 December 2018

Tanda Iman Anda Sedang Naik Level - Ustadz Adi Hidayat (Chanel Ibnu Sirin)

Allah tidak akan menguji dedaunan dengan angin yang menerpa akar.

Kedudukan bersanding dengan Pujian, rumus fisikanya F=V (F berbanding lurus dengan V) artinya Gaya berbanding lurus dengan tekanan. Semakin orang banyak gaya, semakin tertekan hidupnya.
Rumus ini kalo kita turunkan lewat ayat :
"Apakah anda akan duga begitu mudah masuk surga? Sementara Allah belum menguji anda, seperti orang dulu yang dijamin surga, mendapati ujian".

Apa jenis ujiannya?

Ujian pertama disebut dengan ba'sa (masih ringan)
misal : jarang ke masjid sekarang ke masjid, begitu anda ke masjid, Allah kasih ujian sesuai dengan kadar ke imanan antum. kalo antum belum lulus yang di sini, maka akan terus di uji disini sampai lulus. Antum mau berangkat ke Masjid, tiba-tiba gag jadi karena gerimis, trus istri antum nanya:
I  : "kok gag ke masjid pah?"
A : "hujan mah"
I  : "kan cuma gerimis"
A : "takut riya'
Masya Allah... padahal antum misalnya belum kuat untuk berangkat, maka antum akan tetap di uji di sini.
rumusnya : Q.S 2 ayat 286
"Allah tidak akan pernah menguji seorang hamba diluar kadar kemampuannya"
jadi kalo kadar keimanan antum ringan, diberikan ujian yang ringan
kalo keimanannya menengah, diberikan ujian yang menengah
dan kalo antum naik level yang tinggi, diberi ujiannya yang berat.

Ujian menengah disebut dengan dho'run (sudah menyakiti fisik)
duuuuh sudah berubah yaa..
sekarang jilbabnya sudah panjang...
duuuuh semakin panjang yaa, mau nyaingin badman yaa..
begitu sudah pakai cadar... ninjaaa yaa...
ketika ada celaan yang menghujam dalam lisan seseorang, sehingga menyakiti. Itulah pengakuan dari Allah lewat lisan orang itu, bahwa keimanan anda sedang diangkat ke yang lebih tinggi keimanannya.

Terakhir, Zilzan (gempa/goyang) jadi ada ujian yang menggoyangkan diri kita, membuat gempa hati kita. antum sudah gag kuat, kadang jalan sempoyongan, padahal tidak ada gempa di luar. cuma hati kita seperti ada goncangan. diserang sana, serang sini, gag bisa tidur, gag bisa makan, ini susah, itu susah.
Sampai-sampai Rasulullah, orang-orang beriman dan orang-orang setelahnya bisa mengatakan kapaaaan ini berakhir.
akan tiba masa anda mengalami situasi, anda akan berkata kapan berakhirnya situasi yang seperti ini.
Jika anda berada dalam level ini, saya ucapkan selamat kepada anda, karena anda akan di angkat pada kedudukan tertinggi dari sekian ujian yang ada.

Kalo di antara anda ada yang punya masalah yang berat, membuat hati anda goyah, saya ucapkan kepada anda :
"dari sekian hamba Allah di muka bumi, cuma anda yang diberikan itu"
artinya: Allah akan mengangkat derajat anda, ayo bahagia, dan yakinlah bukan orang lain yang di titipkan, andalah yang diberikan. Allah percaya kepada anda, kenapa anda tidak yakin?
mustahil Allah memberikan ujian berat kalo anda tidak sanggup.
karena cuma anda yang sanggup makanya anda yang dikasih.
maka anda jangan mengeluh.
jangan katakan yaa Allah.. kenapa saya yaa Allah...
kata Allah, why not? kamu yang bisa, yang lain tidak.
tanpa harus menuliskan status: "memang saya yang sanggup"
ooooh... Masya Allah... gag usah...

Allah itu punya sifat adil, tidak mungkin menukar sesuatu di luar kadarnya.

anda tahu cicak?
dimana keadilan Allah, menjadikan makhluk merayap makanannya terbang.
pada lagu cicak2 di dinding, cicak merayap - nyamuk datang.
jadi hukum Allah jika kita patuhi adalah nikmat kehidupan.

Bahasan nabi Yu'kub a.s kepada nabi Yusuf a.s harus ada persiapan untuk mengatasi itu semua.
Buat pemetaan-pemetaan untuk itu semua.
anda harus punya persiapan.

Al-Baqarah ayat 214 dan Ali-Imran 142
Al-Baqarah ayat 214, ini ujiannya dan
Ali-Imran 142 solusinya

Thursday 29 November 2018

Kisah Sahabat Rasulullah - Auf bersama anaknya Malik

Dalam salah satu peperangan Malik ikut bersama Nabi SAW untuk berperang, sebelum berperang Malik meminta ridho dari kedua orang tuanya dan diizinkan. Kedua orang tuanya berharap Malik dapat mati syahid sehingga dapat menjadi saksi untuk menolong keduanya untuk masuk surga.

Pada saat Baginda Rasulullah pulang dari peperangan, semua pasukan pulang bersama Nabi kecuali Malik. Begitu tiba di Madinah, seperti biasa Rasulullah mengecek prajurit-prajuritnya sebelum bubar. Mereka berkumpul didepan masjid lalu Nabi mengecek satu persatu, sehingga Rasulullah mengetahui siapa saja yang meninggal dunia, siapa yang sakit dan berapa orang yang terluka. Maka ditemukan satu-satunya yang tidak ada adalah Malik, maka Auf datang kepada Nabi SAW dan mengatakan :
"yaa Rasulullah, semuanya.. pasukan Anda pulang yaa Rasulullah, tinggal Malik anak saya. Beritahukan kepada saya agar saya dapat memberitahukan kepada ibunya (istri saya) tentang keadaannya, kalo mati syahid Alhamdulillah, itu yang kami harapkan. Tapi kalo Malik tidak mati syahid yaa Rasulullah, beritahukan dimana dia. Apakah dia ditawan oleh musuh, apakah dia sakit ditengah jalan".

Nabi SAW tidak langsung menjawab, beliau menunggu wahyu dari Allah SWT. Maka Rasulullah SAW bersabda :
"Hai Auf, pulanglah.. dan aku wasiatkan kepadamu, agar engkau dan istrimu mulai dari kamu pulang kerumah sampai malam nanti, mengucapkan Laa haula wala quwwata illa billah".

Auf segera pulang kerumah, dan istrinya bertanya :
"Wahai Auf, bagaimana kabarnya Malik? mati syahid kah? tertawan musuh kah? hilang dijalan kah? apa jawaban Nabi SAW".

Kata Auf :
"Nabi SAW tidak menemukan dia, tidak ada penjelasan dari wahyu apakah mati syahid, tertawan musuh atau hilang dijalan. Beliau mewasiatkan kita untuk mengucapkan Laa haula wala quwwata illa billah semampu kita".

Merekapun memulai mengamalkannya, sampai tidak makan dan tidak minum. Pada saat pertengahan malam (pukul 12 malam) Auf dan istrinya ketiduran. Sedang terlelapnya tidur Auf mendengar ada yang mengetuk pintu rumah dimalam hari, maka Auf pun berdiri dan membuka pintu. Ditemukanlah anaknya Malik di depan pintu membawa beberapa ekor kambing, maka Auf pun bertanya :
"Hai anakku, bagaimana ceritanya ?".

Kata Malik :
"Hai Ayahku, demi Allah saya ditawan oleh musuh. Dan tangan serta kaki saya di ikat dengan rantai-rantai yang besar serta mata-mata rantai yang kecil, sehingga membuat saya merasa berat, tidak bisa mengangkat tangan dan kaki serta tidak bisa menggerakkannya. Maka mereka terus menyiksaku sampai akhirnya dimalam hari. Baru saja saya berusaha untuk melepaskan diri tetapi tidak bisa, tiba-tiba saja, entah bagaimana pertolongan Allah datang, maka mata rantai itu dengan sendirinya membesar /melebar sehingga membuat saya dapat melepaskan kedua tangan saya dan melepaskan kedua kaki saya, kemudian saya pun mengambil beberapa ekor domba musuh-musuh ini yang saya niatkan sebagai harta rampasan perang, dan membuktikan bahwa saya selamat dan ini domba-domba musuh, kemudian sayapun membawa kerumah".

Kata Auf :
"Tapi anakku, jarak antara musuh dengan Madinah itu jauh. Nabi SAW dan pasukan saja jalan selama 2hari. Bagaimana kau dapat menempuhnya hanya dalam beberapa saat?".

Kata Malik :
"Demi Allah, wahai ayahku, pada saat saya sudah berniat pergi ke Madinah, seperti ada malaikat yang menebahkan sayapnya dan membawaku terbang ke Madinah bersama dengan domba-domba ini".

Maka keduanya bersuka cita pada malam itu, lalu melaporkan kepada Rasulullah pada subuh hari.
Sebelum mereka bercerita, Nabi SAW bersabda :
"Ketahuilah, terimalah kabar gembira wahai Auf dan Malik. Allah telah menurunkan Al-Qur'an berhubungan dengan urusan kalian. Perilaku mengamalkan dzikullah, dalam surat At-Taubah ayat 2 dan 3".

sumber : ceramah ustadz Khalid Basalamah
LA HAWLA WALA QUWWATA ILLA BILLAH

Read more https://banghen.com/la-hawla-wala-quwwata-illa-billah/
LA HAWLA WALA QUWWATA ILLA BILLAH

Read more https://banghen.com/la-hawla-wala-quwwata-illa-billah/

Sunday 25 November 2018

Rahmat dan Ampunan

Pada musim haji, umat muslim berbondong-bondong pergi ke Makkah untuk melaksanakan rukun Islam yang kelima. Hal ini dilakukan juga oleh khalifah Umar bin Khattab. Beliau bersama Ali bin Abi Thalib dan para sahabat lainnya pergi menunaikan ibadah mulia tersebut.

Ketika sedang berada di Baitul Haram, mereka menyaksikan ada seorang laki-laki sedang mengelilingi Ka'bah untuk melakukan thawaf sambil membaca kalimat talbiyah. Yang menarik perhatian mereka adalah laki-laki itu melaksanakan thawaf sambil menggendong seorang wanita tua buta.

 "Ini sungguh pemandangan yang sangat menakjubkan", kata mereka dalam hati. Mereka lalu mendekat ke arah laki-laki itu dan menanyakan kenapa ia menggendong wanita tua itu?

Laki-laki itu lalu berkata, "Aku akan melakukan apa saja untuk membalas utangku pada ibuku sepanjang hidupku. Selama ini beliau telah banyak berkorban dan berjuang untukku. Kini saatnya aku membalas kebaikannya meskipun apa yang aku lakukan sesungguhnya tak akan dapat membalas semua kebaikannya".

Laki-laki itu lalu mengucapkan kalimat talbiyah, "Labbaikallahumma Labbaik" (Wahai Tuhanku, aku penuhi panggilan-Mu pada-Ku). Ia terus melakukan thawaf dengan menggendong ibunya.

Umar bin Khattab lalu berkata pada para sahabat, "Marilah kita melaksanakan thawaf juga. Karena saat ini adalah waktu turunnya rahmat dan ampunan dari Allah. Mudah-mudahan berkah dari kebaktian laki-laki ini pada ibunya, kita juga akan mendapatkan rahmat dari Allah".

Umar dan para sahabat lalu berkeliling Ka'bah sambil terus mengucapkan kalimat talbiyah. Hari itu mereka menyaksikan sendiri seorang laki-laki yang memiliki akhlak yang indah. Ia menunjukkan bakti pada ibunya yang telah tua, buta dan lemah.




sumber : Ariany Syurfah. (2016). Kisah Inspiratif untuk Anak Muslim. Edisi ke-2. Jakarta: Cerdas Interaktif (Penebar Swadaya).

Wednesday 14 November 2018

Ceramah UAH mengenai Mazhab

Berikut sedikit ringkasan ceramah Ustadz Adi Hidayat yang membahas mengenai Mazhab, semoga bermanfaat.

Al-Qur'an adalah Wahyu yang langsung turun dari Allah SWT
Hadist / Sunnah adalah Kemampuan untuk menafsirkan dan menjelaskan kandungan Al-Qur'an

Fiqih Ikhtilah adalah Bahasan khusus untuk membahas hal-hal yang diperselisihkan dalam agama kita. Contohnya : bacaan basmalah dalam sholat, do'a kunut dalam sholat subuh, sujud dalam sholat (telapak tangan / lutut dahulu)

Kriteria disebut Sahabat Nabi yaitu :
  1. Hidup semasa dengan Nabi
  2. Melihat Nabi
  3. Beriman kepada Nabi sampai wafat
Di zaman Nabi para Sahabat kebanyakan menghafal Al-Qur'an, jarang yang menuliskan Al-Qur'an di pelapah atau batu.

Tabiin yaitu yang belajar dari Sahabat Nabi

Para Sahabat Nabi menyebar ke berbagai negara, contohnya : Muawiyah bin Abu Softyan ke Afrika, Sa'ad bin Abu Waqos ke Nusantara, Abad ke-7.
Karena negara-negara ini bukan bagian dari Arab maka;
  • Pemahaman terhadap Islam tidak sama dengan generasi sebelumnya
  • Kekuatan hafalannya berbeda (plus catatan)
Generasi Emas yaitu Generasi yang langsung belajar dari para Sahabat, Tabiin dan Tabiut dibatasi sampai dengan tahun 200 H (Ulama Salafus Shalih)

4 (empat) Ulama Salaf yang ingatannya sangat kuat, kemampuannya sangat tajam, hebat dalam merumuskan / menalar, antara lain :
  1. Abu Hanifah 80 H - 150 H (Irak)
  2. Malik bin Anas 93 H - 179 H (Madinah)
  3. Imam As-Syafi'i 150 H - 204 H
  4. Ahmad bin Hambal 164 H - 241 H
Ajaran dari Nabi ada 2 (dua) sifat, yaitu :
  • 1 Jenis

    Dalil 1 (satu) contohnya 1 (satu)
    tidak ada ragam dan tidak boleh menyimpang (bid'ah)
  • Ragam Jenis

    Dalil lebih dari 1 (satu) contohnya beragam (untuk memudahkan beribadah)

    Contoh :
    Abu Daud : Tentang sujud dalam Sholat - 838  wail (lutut), 840 Abu Hurairah (telapak tangan)


    Mazhab yaitu Memilih salah satu sifat yang beragam jenis
    Contoh :
    Hanafi & Maliki Basmalah tidak dibaca dalam sholat
    Syafi'i Basmalah di jaharkan
    Hambali Basmalah di sirkan

    Afrika Utara → Imam Maliki
    Asia Tenggara → Imam Syafi'i
    Teluk → Imam Hambali